Sidang Tesis 26 Februari 2016

Jumat, 26 Februari 2016

sidang tesis 26 Februari 2016

Rekan 1 dosen pembibing Giovenni (tengah) dan Fretha Julian (kanan), yg telah sidang tesis pd 11 Februari 2016.

Jumat, 26 Februari 2016, hujan besar hadir di pagi hari ini. Meski rasanya ingin menarik selimut lalu kembali ke pulau Kapuk, rasanya tidak pas karena pagi ini jadwal sidang tesis pukul 08.00 waktu Unhan. Momen yang sangat dinantikan penulis setelah 7 bulan berkutat dengan ‘TESIS’. Setelah mendaftar sidang pada Rabu 24 Feb ’15 (menyerahkan naskah dan dijadwalkan hari Jumat 26 Februari pkl 14.00 WIB), ternyata ada perubahan pkl 08.00 WIB. Alhasil saat itu panic attack, menjadi pembelajaran penting komunikasikan kembali kesediaan dosen pembimbing  (waktu pastinya pkl berapa) sebelum menyerahkan naskah. cmiw.

Diawali dengan pergantian judul, kebingungan yang teramat sangat karena metode kualitatif, serta topik yg masih awam bagi penulis sendiri. Singkat cerita, ternyata benar kita dapat memahami kualitatif saat di lapangan, pentingnya memiliki pemahaman awal yang baik ttng fenomena yg dikaji serta memiliki hubungan yg baik (raport) yg baik kepada narasumber. Karena besar kemungkinan pada penelitian kualitatif kita akan kembali berkomunikasi dengan narasumber. 

Terima kasih kepada semua pihak yg telah membantu memotivasi, membantu teknis penulisan, serta yg telah mendengarkan keluh kesah penulis. Dengan bantuan kalian semua, tulisan ini dapat rampung. Meski jauh dari sempurna, semoga karya di bawah bimbingan Dr Sutopo Purwo Nugroho M.Si APU dan Marsma TNI Sri Widodo M.Si (Han) ini bermanfaat untuk seluruh pihak yg memerlukan serta yg ingin membacanya.

Salam Tangguh Kawans…

Dipublikasi di Aktivitas, Momen Kegiatan | Tag , , | 5 Komentar

Lesson Learned Kasepuhan Ciptagelar Mengelola Hutan

IMGP0983

Persawahan di Kasepuhan Ciptagelar Foto dok. pribadi

Bila ditelisik lebih dalam, berbagai fenomena alam yang menjadi bencana seperti kekeringan adalah akibat perbuatan manusia yang tidak bijak dalam mengelola sumber daya alam. Krisis air bersih dan banjir akibat tutupan hutan yang semakin terkikis, merupakan realita yang kini sering terjadi di banyak tempat di bumi Nusantara. Sebagai refleksi diri, maka perlu pembelajaran (lesson learn) yang baik bagaimana masyarakat mengelola sumber daya alam di sekitar lingkungannya.

Hutan merupakan salah satu kekayaan alam terbesar yang dititipkan Sang Pencipta untuk bangsa Indonesia. Ubbe (2013) menuliskan bahwa menurut Undang-Undang Kehutanan No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan menjadi modal pembangunan nasional yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Oleh karena itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang.

Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan hubungan negara dengan sumber daya alam sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945 diturunkan ke dalam lima fungsi yaitu pengaturan, pengelolaan, kebijakan, tindakan pengurusan dan pengawasan. Pada tahun 2013, MK mengabulkan sebagian uji materi UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang isinya antara lain menegaskan hutan adat bukan hutan negara. Ini artinya keberadaan masyarakat adat menjadi sangat vital dalam mengelola hutan, mengingat sebanyak 50-70 juta masyarakat adat tinggal di kawasan hutan (AMAN).

Hutan melingkupi hampir sepertiga daratan dunia dan nyaris seluruhnya dihuni oleh masyarakat adat dan masyarakat pedesaan yang telah mengembangkan cara hidup dan pengetahuan tradisional yang selaras dengan lingkungan hutan mereka. Masyarakat-masyarakat ini telah dan terus mengelola lingkungan mereka lewat sistem mereka yang didasarkan pada pengetahuan, praktik, aturan dan keyakinan tradisional mereka secara turun temurun (pemanfaatan secara adat) (Chao, 2012). Berbicara mengenai pengelolaan sumber daya alam termasuk hutan, salah satu pendekatan yang menarik untuk dibahas adalah persepsi atau cara pandang masyarakat terhadap alam sehingga didapatkan pengetahuan, praktik, aturan dan keyakinan yang dapat menjadi refleksi diri masyarakat lainnya.

Ada tiga teori yang berbeda dalam cara pandang tentang manusia, alam dan hubungan manusia dengan alam, yaitu antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme. “Kalau antroposentrisme menggugah manusia untuk menyelamatkan lingkungan hidup, itu didasarkan pada alasan bahwa lingkungan hidup dan alam semesta dibutuhkan manusia demi memuaskan kepentingannya. Biosentrisme justru sebaliknya menolak argument antroposentrisme ini. Bagi biosentrisme, tidak benar bahwa hanya manusia yang mempunyai nilai. Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia” (Keraf, 2010). Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Essay | Tag , , , , | Meninggalkan komentar

Memperkuat “Emotional Bonding” melalui Piknik

Bogor – Sukabumi, 25 26 Juli 2015

Kalo bicara menciptakan, merawat dan meningkatkan “Emotional Bonding” antara aku kamu dan kita semua. Siapa pun kamu, Dimanapun kamu menghimpun diri dalam berkomunitas, Kapanpun waktu yang tersedia di tengah aktivitasmu yang padat, Bagaimanapun caranya, Usahakan untuk tetap berjalanlah bersama …. Apapun bentuk perjalananannya, Karena kamu ga butuh pertanyaan Mengapa kita melakukan perjalanan ini kawan?? Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Menulis Populer | Tag , , | 6 Komentar

Ketangguhan Masyarakat Menghadapi Bencana

Ketangguhan Masyarakat Menghadapi Erupsi Merapi 

erupsi merapi

Erupsi Merapi tahun 2010, sumber foto : Badan Geologi – PVMBG (internet)

Salah satu strategi untuk menuju ketangguhan bangsa adalah membuat masyarakat di daerah menjadi tangguh. Ketangguhan tersebut dapat didefinisikan dalam empat elemen: Pertama, masyarakat memiliki daya antisipasi. Kedua, masyarakat harus punya daya pengurangan risiko dengan cara menghindari maupun menolak. Ketiga, adaptasi masyarakat. Keempat, masyarakat mempunyai daya lenting atau “Bounce Back.‟ Bila mengacu pada Christophe Bene et al. dalam buku Asmaradana Merapi (2014), ada tiga komponen ketangguhan yaitu kemampuan meredam (absorb) ancaman, kemampuan beradaptasi dan kemampuan mengusahakan transformasi. Sebuah kelompok warga harus memiliki ketiga unsur tersebut agar dapat dikatakan tangguh secara ideal.

Komponen ketangguhan yang terjadi di masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi yaitu adanya kemampuan meredam ancaman yang terjadi ketika kelompok rumah tangga atau masyarakat yang dapat menghadapi dampak guncangan tanpa terjadi perubahan fungsi, status atau kondisi. Cara meredam dampak ancaman gunung api antara lain menghindar sebelum terjadi erupsi, membantu kelancaran penyebaran informasi bahaya, efektivitas evakuasi, dan pembangunan infrastruktur seperti sabo dam yang bermanfaat memperlambat laju lahar untuk mencapai pemukiman warga.

sabo dam

Sabo Dam untuk menghambat laju lahar yang mengalir dari Erupsi Gunung Merapi, sumber foto : internet

Jaringan relawan memiliki peranan penting dalam tahap tanggap darurat contohnya sebagai pusat informasi mengenai status bahaya Gunung Merapi. Salah satu komunitas relawan adalah Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) Cakra-PMI Kecamatan Pake di Sleman. Pasca bencana Merapi tahun 2010 Satgana Cakra PMI Pakem menjadi pendorong utama upaya pemerintah Kabupaten Sleman menyatukan komunitas relawan Penanggulangan Bencana bernama Forum Komunitas Lintas Relawan (Foklar). Kelompok relawan ini bergabung dalam sistem kolektif dengan institusi lain membentuk sistem peredam ancaman. Para relawan bertugas memastikan orang dan aset sudah tiba di tempat aman saat BPPTKG bekerja mendeteksi ruang dan waktu kedatangan ancaman. Dengan adanya kemudahan akses informasi, maka risiko dapat ditekan dan proses penanggulangan pascabencana menjadi lebih ringan. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Bencana dan Kemanusiaan, Menulis Populer | Tag , , | Meninggalkan komentar

Kepemimpinan Strategis

Peran Pemimpin Dalam Formulasi Maupun Implementasi Strategi

berpikir strategic

sumber : internet

Strategi merupakan rumusan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Tiga hal penting dalam strategi adalah means, end dan way, yaitu mengetahui dan memahami tujuan yang ingin dicapai dengan melihat sumber daya yang ada pada organisasi serta jalan yang ditempuh menuju tujuan tersebut. Proses dalam pelaksanaan strategi yaitu melihat lingkungan, memformulasikan strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi mengontrolnya.

Sebagai calon pemimpin organisasi, penting bagi saya memahami proses tersebut. Peran yang harus dilaksanakan adalah memahami dinamika kondisi internal dan eksternal organisasi, membangun tim untuk merumuskan formulasi strategi, memimpin organisasi dalam mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi dan kontrol secara berkelanjutan agar strategi terlaksana secara efisien dan efektif.

Untuk mendapatkan formulasi strategi, pemimpin melaksanakan tahapan-tahapan orientasi, evaluasi dan kontrol. Pada tahapan orientasi, pemimpin mengintegrasikan pandangan dan opini anggotanya. Hasil dari orientasi adalah data. Evaluasi dilakukan untuk mengolah data sehingga diperoleh beberapa alternatif kebijakan. Selanjutnya dilakukan kontrol terhadap alternatif yang dipilih dengan hasil dokumen tertulis. Pemimpin harus selalu mencari lebih dalam dan mengintegrasikan informasi dalam melaksanakan orientasi, evaluasi dan kontrol.

Implementasi strategi sangat didukung oleh program, anggaran dan prosedur. Menentukan program yang akan dilaksanakan harus berdasarkan visi misi organisasi, kekuatan dan kelemahan organisasi dan kebutuhan organisasi. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Thread), yaitu memetakan kekuatan dan kelemahan organisasi (kondisi internal) dan memetakan peluang dan ancaman organisasi (kondisi eksternal).

Pemimpin strategis dalam hal ini pimpinan organisasi harus sadar bahwa ia adalah simbol organisasi. Dalam kesehariannya, pemimpin harus menjadi panutan bagi anggotanya. Seluruh pemikiran, sikap dan perilaku yang ditunjukkan pemimpin dinilai pihak luar yang mencerminkan organisasinya. Maka, dalam setiap pengambilan keputusan, pemimpin strategis harus mempertimbangkan secara bijak dengan berpandangan kedepan (melihat dampak terhadap organisasi.)

Pemimpin memahami posisi strategisnya untuk mengimplementasikan strategi. Pemimpin strategis memiliki unit-unit (yang secara hirarki berada di bawah pemimpin) yang membantunya untuk melaksanakan teknis atau kegiatan turunan dalam mendukung pencapaian strategi organisasi. Maka, pemimpin harus memfokuskan perhatian yang lebih kepada Sumber Daya Manusia (SDM) di organisasi, karena SDM adalah yang utama. Baik buruknya, sukses gagalnya strategi suatu organisasi sangat tergantung bagaimana SDM menjalankan roda-roda organisasi. Jadi menurut saya, peran yang diambil sebagai seorang pemimpin setelah memahami kondisi internal dan eksternal organisasi adalah pemimpin harus mampu membangunkan dan menggerakkan SDM organisasi agar selalu bergairah dalam proses memformulasikan dan mengimplementasikan strategi.

Dipublikasi di Menulis Populer | Tag | Meninggalkan komentar

Ikut Training of Trainers Manajemen Dasar Penanggulangan Bencana

Belajar Jadi Fasilitator dengan Metode ICARE

Ikut TOT manajemen dasar penanggulangan bencana

Foto bersama 3 mahasiswa MB Cohort 5, dan senior MB Cohort 4 (kanan).

Alhamdulillah, kami 3 orang mahasiswa UNHAN prodi MB mendapatkan kesempatan ikut TOT (Training of Trainers) yang diselenggarakan oleh BNPB. Acara berlangsung 5 s/d 9 Oktober, namun kami ikut mulai tgl 7 hingga selesai. Kesempatan ini kami manfaatkan dengan baik mengingat tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan agen-agen yang dapat memberikan pelatihan manajemen dasar sesuai kebutuhan selengkapnya klik TOT Manajemen Dasar BNPB.

Selain mendapatkan materi yang disampaikan oleh para ahlinya, kami diberi studi kasus melaksanakan Micro Teaching. Metode yang digunakan yaitu ICARE, I (Introduction), C (Connection), A (Application), R (Refleksion), E (Extension). Maknanya, pada tahap awal peserta sebaiknya memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada para peserta. Tak kenal maka tak sayang bukan? Setelah itu fasilitator menyapa peserta, memberikan brainstorming agar peserta terkoneksi dengan fasilitator. Biasanya peserta memberikan semacam ice breaking (berupa permainan singkat) yang membuat peserta dapat tersenyum. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Bencana dan Kemanusiaan, Seputar UNHAN | Tag , , , | 2 Komentar

#70thICRCid : Peran dan Aktivitas Organisasi Kemanusiaan di Indonesia dalam Membangun Masyarakat Peduli Bencana

Indonesia Dikelilingi 3 lempeng tektonik yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia. Inilah yang menyebabkan banyak gunung berapi di Indonesia

Indonesia Dikelilingi 3 lempeng tektonik yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia. Inilah yang menyebabkan banyak gunung berapi di Indonesia. sumber foto : Internet

Ada tiga strategi untuk mengurangi risiko bencana, yaitu jauhkan bencana dari masyarakat, jauhkan masyarakat dari bencana dan hidup harmoni dengan risiko bencana. Contoh, merelokasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana adalah jauhkan masyarakat dari bencana. Tidak membangun bangunan (jembatan di selat sunda karena rawan letusan gunung Krakatau) adalah menjauhkan bencana dari masyarakat. Tetap membolehkan masyarakat Gunung Merapi tinggal di lokasi rawan bencana dengan penguatan sistem peringatan dini dan mobilisasi yang cepat saat terjadi kedaruratan merupakan contoh hidup harmoni dengan risiko bencana.

Bila ditilik lebih dalam, bencana di Indonesia disebabkan karena banyaknya jumlah manusia yang tinggal di daerah rawan bencana. Fenomena alam menjadi sebuah bencana bila menyentuh kehidupan manusia. Namun ini tidak selalu dapat dijadikan alasan karena memang Indonesia banyak memiliki fenomena alam dikarenakan berada di tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Adanya ketiga lempeng ini menyebabkan Indonesia rawan terjadi gempabumi, gunung berapi, dan tsunami. Ditambah perubahan iklim serta fenomena El Nino dan La Nina menjadikan Indonesia rawan mengalami kekeringan, banjir, dan angin puting beliung. Bahkan kebakaran lahan dan hutan yang menimbulkan asap menjadi bencana. Ketika banyak orang yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut terdampak negatif (mengalami kerugian ekonomi, dampak psikologis, kerusakan lingkungan bahkan kematian) ini baru dikatakan Bencana. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Bencana dan Kemanusiaan, Menulis Populer | Tag , , | 4 Komentar

Mempererat Keakraban Dengan Piknik

Serunya Piknik Bersama

Kini, piknik sudah menjadi kebutuhan hidup bagi setiap orang bahkan komunitas. Ajakan-ajakan untuk jalan-jalan atau piknik sering dilontarkan teman-teman untuk refreshing menghadapi aktivitas yang rutin, baik yang sudah bekerja maupun yang masih duduk di bangku kuliah.

“Hey fid, apa kabar? Kapan nih Lawalata ngadain kegiatan? Gw mau ikut dong?” Ujar temanku.

“Hey fid, jalan yuk… Bete nih gw kerja terus, butuh refreshing!” ajak kawanku.

Selain teman yang sibuk mengalami rutinitas bekerja, ajakan untuk refreshing datang dari teman satu tempat kuliah. “Yuk jalan yuk… ke mana gitu. Sebelum sibuk ngerjain tesis kita refreshing dulu.”

Banyak manfaat yang dirasakan dengan berpiknik baik untuk pribadi maupun tim. Untuk pribadi seperti menambah pengalaman dan pengetahuan terkait lokasi yang dituju dan menyegarkan pikiran karena sejenak keluar dari zona rutinitas. Secara tim, piknik mampu memperkuat keakraban dan menjaga silaturahmi.

Pada tulisan ini, saya ingin berbagi tips piknik bersama.

Berikut tips-tips bila hendak melaksanakan piknik bersama:

  • Tetapkan waktu dan tempat piknik secara musyawarah. Bila ada beberapa alternatif tempat tujuan piknik, pilih waktu dan tempat yang paling banyak dapat diikuti oleh teman-teman Anda dengan memperhitungkan kemampuan keuangan setiap anggota tim.
  • Bila piknik memerlukan perjalanan waktu yang cukup lama, buatlah itinerary (rencana perjalanan) dengan detail. Dengan begitu tergambar apa saja yang harus dipersiapkan oleh setiap anggota tim. Namun, bila waktu piknik singkat dan lokasi relatif mudah dijangkau, tidak perlu rencana perjalanan yang detail.
  • Tentukan acara yang akan dilakukan di tempat piknik. Lakukan kegiatan yang mampu membuat anggota tim tersenyum dan tertawa seperti ice breaking, games, sesi curhat atau mungkin tuker kado.
  • Lebih asyik lagi piknik dengan mendapatkan banyak traktiran, iya gag? Hehhe. Maka, ajak piknik saat anggota tim ada yang sedang berbahagia seperti saat ulang tahun. Tentunya dengan pernyataan orang tersebut siap mentraktir.
  • Minimalkan konflik di dalam tim dengan bersikap lebih bijak. Umumnya ini dialami bila waktu piknik yang panjang seperti mendaki gunung, kemah dengan perjalanan ke lokasi yang cukup jauh atau kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena saat perjalanan jauh kita akan mengalami kondisi yang lelah. Sangat manusiawi pada saat kondisi yang lelah muncul lah sifat asli setiap orang yang mungkin saja dapat menyebabkan konflik.
  • Jangan lupa, siapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas saat piknik. Karena foto adalah bukti fisik sekaligus gambar bercerita suatu piknik.
  • Utamakan keselamatan dan keamanan anggota tim dalam kegiatan piknik.
  • Lakukan piknik secara berkala ke tempat yang menjadi tujuan bersama.
  • Share hasil foto ataupun cerita dalam bentuk tulisan ke akun sosialmu, dan hubungkan ke anggota tim agar mengingatkan betapa serunya piknik bersama sehingga selalu ingin piknik lagi dan lagi.

Berikut piknik yang telah saya lakukan bersama teman dari berbagai komunitas yang mampu menjalin keakraban lebih erat. Lokasi piknik di Bogor yaitu Warso Farm (Kecamatan Cijeruk), di Gunung Batu (Kecamatan Sukamakmur), di Gunung Bunder (Kecamatan Pamijahan) dan piknik di Kebun Raya Bogor (Kota Bogor).

Piknik ke Warso Farm. 

Foto bersama, Suki, Fikih, Yeni, Afief, Berwi, Feni, Bang Beni, Reza, Bang Aom (kiri ke kanan)

Foto bersama, Suki, Fikih, Yeni, Afief, Berwi, Feni, Bang Beni, Reza, Bang Aom (kiri ke kanan)

Membangun keakraban dapat dengan berbagai cara, salah satunya dengan jalan-jalan. Tidak perlu yang mewah, yang penting menikmati setiap langkah perjalanan. Apalagi bila ada momen cantik alias perjalanan yang penuh dengan traktiran ulang tahun.

Sering kali, perjalanan yang direncanakan kandas karena berbagai alasan. Ada saja alasan-alasan yang mengakibatkan perjalanan batal terlaksana seperti ada aktivitas lain yang lebih penting ataupun karena kondisi cuaca yang tidak mendukung (hujan). Namun kali ini rencana perjalanan terwujud karena mestakung (alam semesta mendukung) cerah merona, hari itu kuliah libur dan momen ulang tahun Bang Beni (31 Januari). Selengkapnya dalam Piknik Ulang Tahun Bang Beni.

Piknik ke Ke Gunung Batu

ke Gunung Batu Yuk!!

Foto di lokasi Camp Gunung Batu. Terlihat jalur menuju Puncak Gunung Batu.

Waktunya berlibur. Hari ini perjalanan singkat menuju Gunung Batu. Awalnya gw penasaran, apa sih gunung batu, kog kayanya heboh bener ya. Kawan sekelas bilang “Iya, gunung batu bagus lho ki pemandangannya!” Yowes, kita merencanakan jalan ke Gunung Batu yang terletak di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Bogor wilayah Timur.

Jumat 10 April 2015, perjalanan dimulai dari Mess UNHAN menuju Gunung Batu. Kami berdelapan menggunakan sepeda motor berangkat pukul 4 sore. Setelah istirahat magribh dan makan di salah satu Masjid di pinggir jalan, kami sampai di gerbang lokasi pukul 8 malam. Jalur yang kami lalui yaitu Citereup (searah Gua Cikenceng), desa Cibadak (lokasi Masjid yang miring karena longsor), melalui kecamatan Sukamakmur. Medan yang dilalui cukup sulit karena banyak jalan berlubang dengan kondisi aspal yang banyak tidak mulus. Selengkapnya dalam ke Gunung Batu Yuk!!

Piknik di Gunung Bunder

Piknik ceria GB

Suasana keceriaan di malam hari, Makan pagi di depan tenda, Bermain air di Curuk Buluh,

Piknik itu menyenangkan. Ga perlu waktu banyak dan dana besar untuk mencari hiburan. Cukup bermodalkan niat melepas penat bersama kawan-kawan merupakan hal yang sangat mengasikkan.

Jumat 18 September, kami yang menamakan diri ‘Tafakur Alam’ piknik ceria di kawasan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Ada tujuh orang yaitu Fikih, Afif, Rizky, Suki, Yeni, Iil dan Mardiyah alias emak. Kemping dan bermain air adalah tujuan perjalanan kami kali ini. Selengkapnya dalam Piknik Ceria Gunung Bunder

Piknik di Kebun Raya Bogor

MB Ceria di KRB

Suasana MB Ceria Cohort 5 di KRB: Menyempatkan diri untuk ambil peran mengisi keceriaan Hari ini. Duduk melingkar bersiap main games (1).Antri untuk ambil kado (2), Menempel nama artis salah satu aktivitas nge-games (3), Foto bersama Ibu Kaprodi (4).

MB Ceria, frasa yang pas menggambarkan kegiatan hari ini, selasa 8 Setember 2015. Kegiatan kumpul di Kebun Raya Bogor (KRB), main games, makan siang bersama, tuker kado, berfoto ria, adalah kegiatan yang menyenangkan. Di tengah kepadatan aktivitas tesis MB Cohort 5, kami masih menyempatkan diri untuk  Ceria Bersama. Selengkapnya dalam Sehari Piknik Ceria MB Cohort 5

Selain tempat piknik yang saya ceritakan, masih banyak lokasi piknik di Bogor yang patut Anda singgahi, seperti hiking di gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango; lokasi Caving di kawasan Karst Cibinong, Ciampea dan Cigudeg; Rafting di sungai Cisadane dan Kali Baru Bogor; dan sekedar kemping ceria dapat dilakukan di Cagar Alam Telaga Warna, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak,  Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Bagi Anda yang berdomisili di luar Bogor tidak perlu kawatir, Ada banyak pilihan alternatif tempat menginap sebelum ataupun setelah dari lokasi piknik di Bogor, salah satunya di hotel Padjajaran Hotel yang nyaman ini.

Demikian cerita tentang piknik bersama khususnya lokasi-lokasi piknik di Bogor. Jadi, tunggu apa lagi. Ayo piknik bersama komunitasmu di Bogor dan bagi kecerian kalian dalam bentuk cerita. 🙂

Tulisan ini  saya sertakan dalam “Lomba Menulis Blog Piknik Itu Penting”  #PiknikItuPenting klik http://murtiyarini.staff.ipb.ac.id/ 

banner-lomba-blog-piknik

Banner Lomba Blog Piknik Itu Penting

Dipublikasi di Menulis Populer | Tag , , , | 9 Komentar

Piknik Ceria Gunung Bunder

Piknik ceria GB

Suasana keceriaan di malam hari, Makan pagi di depan tenda, Bermain air di Curuk Buluh,

Piknik itu menyenangkan. Ga perlu waktu banyak dan dana besar untuk mencari hiburan. Cukup bermodalkan niat melepas penat bersama kawan-kawan merupakan hal yang sangat mengasikkan.

Jumat 18 September, kami yang menamakan diri ‘Tafakur Alam’ piknik ceria di kawasan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Ada tujuh orang yaitu Fikih, Afif, Rizky, Suki, Yeni, Iil dan Mardiyah alias emak. Kemping dan bermain air adalah tujuan perjalanan kami kali ini.

Piknik ceria gunung bunder

Bergaya di Antara Pinus, Di depan gerbang TNGHS, Di area parkir, Melepas lelah di hammock.

Masih banyak tempat yang ingin kami singgahi, sebut saja kemping di pantai, berkunjung ke rumah kawan ‘tafakur alam’, dan muaranya adalah hiking. Semoga Mestakung Kawan. Senang bisa jalan dengan kalian, :).

Dipublikasi di Aktivitas | Tag , , | 1 Komentar

Mereduksi Kemacetan Dengan Tertib Berlalu Lintas

Mereduksi Kemacetan Dengan Tertib Berlalu Lintas

Kemacetan akibat kecelakaan lalu lintas, Kemacetan akibat parkir sembarangan, Kemacetan akibat genangan air (banjir), Kemacetan akibat parkir sembarangan. Sumber foto diambil dari Internet.

Hidup dan mencari penghidupan di kota Jakarta memiliki banyak tantangan. Selain harga barang kebutuhan hidup yang relatif lebih tinggi, masyarakat juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi transportasi di Jakarta. Macet, ibarat seperti salah satu peristiwa wajib bagi masyarakat yang menggunakan jalan raya di Jakarta. Tidak hanya penduduk Jakarta, masyarakat berasal dari wilayah sekitar Jakarta (Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi) yang bekerja di Jakarta juga ikut berkontribusi memberikan macet. Tercatat oleh Dinas Perhubungan DKI (dalam Media Indonesia, 2015) bahwa setiap hari ada 26 juta kendaraan menyesaki Jakarta dan 98% di antaranya kendaraan pribadi. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Essay | Tag , , , | 4 Komentar